RSS
Container Icon

Ketika Anak Anak Berjuang untuk Kemerdekaan


Ketika Anak Anak Berjuang untuk Kemerdekaan
Pami murangkalih resep kana jajan, tos teu aneh deui, tapi pami murangkalih resep perang? Eta nembe anu namina ‘wow’.. J
Eh tapi..Perangna perang anu kumaha heula??
...
SLEMAN (KRjogja.com)
Sekitar 80 siswa KB Melati dan TK Rumah Tumbuh terlibat peperangan. Dengan mengenakan pakaian ala para pejuang kemerdekaan maupun penjajah Belanda. Beberapa penjuang yang tertembak mengalami luka-luka dan sebagian tewas. Dengan sigap tim kesehatan pun langsung mengevakuasi dan memberi pertolongan.
Pemandangan ini seolah memperlihatkan kondiisi perjuangan pahlawan saat berperang melawan penjajah merebut kemerdekaan. Acara sosiodrama ini memang sengaja dilakukan sesuai dengan kondisi asli saat zaman peperangan zaman dulu. Para siswa sangat antusias mengikuti kegiatan ini.
“Aku jadi tentara aja, mau mengusir penjajah, aku ndak mau jadi dokter “, ujar Pandan salah satu siswa KB Melati ketika ditanya ingin berperan menjadi apa di halaman Makam Pahlawan Dr Wahidin Mlati Sleman. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menanamkan nilai patriotisme serta cinta tanah air. Acara ini merupakan momentum Hari Pahlawan yang sebelumnya materi pembelajaran dibungkus dengan tema Pahlawanku.
Sejak bulan November anak-anak sudah diperkenalkan materi melalui cerita, aneka games serta beragai permaianan untuk memahami Pahlawan. Anak-anak diajak untuk berpetualang berselancar pengetahuan sosok Jendral Sudirman, Diponegoro, Dr Wahidin, Ki Hajar Dewantara serta R A Kartini.
Acara performance day merupakan kerjasama dengan mahasiswa PKN UNY angkatan 2011. Event tahunan yang diselenggarakan setiap bulan November dimulai pukul 08.00 diawali dengan pijakan sebelum main dengan cerita, bernyanyi bernuansa kepahlawanan. Kemudian anak- anak diberikan pemahaman sekilas tentang nuansa perang jaman dahulu dengan menonton bareng film perjuangan janur kuning. (aya nu terang filmna? Pami teu acan terang mangga taroskeun ka aki google terdekat :p )
Dari situlah anak-anak bersemangat untuk membela tanah air. Untuk menanamkan cinta pahlawan dan menghargai jasa mereka, kegiatan dilanjutkan dengan tabur bunga dimakam pahwalan negara Dr Wahidin Sudirohusodo.
“Setelah tabur bunga dilanjutkan dengan kegiatan perang-perangan,” lanjut Ali Ashar kepada KRJogja.com, Kamis (29/11).
Dalam kegiatan perang-perangan ini tak hanya dilakukan para siswa, tertapi guru juga ikut terlibat. Tak hanya bertindak sebagai TNI maupun penjajah, tetapi juga sebagai rakyat jelata. Kostum yang digunakan bervariasi dan unik, ada yang memakai barang bekas, ada yang beli di toko dan kreasi lainnya. ( Wah guru-guruna kreatif)
Senjata yang digunakan untuk kegiatan perang-perangan menggunakan bom berupa air dalam plastik, kemudian pistol terbuat dari bambu (orang jawa mengatakan bedhil-bedhilan) caranya dengan memakai kertas koran yang dicelupkan air kemudian ditekan sehingga berbunyi “door”. Kegiatan ini tak hanya memberikan pengetahuan Hari Pahlawan tetapi sekaligus merasakan perjuangan pahlawan,”tegas Ali Ashar.
Sumberna ti... Kedaulatan Rakyat Online.htm
....
Meskipun perangnya hanya sebagai upaya dalam memperingati hari – hari besar Nasional, akan tetapi hal-hal seperti inilah yang lebih mengena pada anak-anak. Karena seprti yang kita tahu, anak-anak begitu menyukai dunia bermainnya.(Eh tapi anu tos ageung oge masih resep kana ‘dunia bermainnya’). Jadi pembelajaran yang menjurus pada permainan akan begitu disukai anak-anak. Asalkan ketika mereka besar nanti, jangan sampai ketika perang asli melawan pengganggu keutuhan negara, para tentaramalah menggunakan pistol mainan.. aduh (?)
....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar